Tuesday, May 17, 2011

PERANCANGAN PUSAT INFORMASI PARIWISATA UNTUK KLASTER DESA WISATA DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL

 Dari kerja praktek yang berlangsung  selama 3 bulan di HRC, Yogyakarta, Maret-Mei 2010 yang lalu, saya bersama teman-teman sekelompok saya (Astri dan mBak Shinta) dapet tugas buat "menggarap" Kabupaten Gunung Kidul. Hasil garapan tersebut berupa dokumen perencanaan yang diberi nama "GunungKidulVision 2030". Isi dokumen tersebut di antaranya adalah mengenai ide desain "Tourism Center" atau orang Indonesia bilang "Pusat Informasi Pariwisata" (disingkat PIP, biar enak ngetiknya~).  PIP tersebut ditempatkan di empat wilayah yang disesuaikan dengan klaster pariwisata di Gunung Kidul, yaitu klaster wisata pantai, wisata gua, wisata pendidikan dan desa wisata. Keempat titik sebaran PIP tersebut sebagai berikut:

Sumber : Hardanti, 2010


Tugas saya waktu itu adalah mendesain PIP untuk klaster desa wisata. Pilihan lokasinya jatuh di Dusun Bobung, Desa Putat, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul. Selain terkenal sebagai penghasil kerajinan batik kayu, khususnya topeng, Bobung juga merupakan satu-satunya desa wisata di Gunung Kidul yang sempat kami datangi untuk survey. Jadi kandidat desa wisata lain seperti Dusun Garutan maupun Desa Wonosadi (alternatif awal lokasi PIP klaster wisata desa wisata) lewaaaaaaat~

 Sumber: www.jogjakini files.wordpress.com


Setelah membahasa pilihan lokasi marilah kita membahasa tahapan DESAINnya...

Studi bentuknya mengambil ide dari denah joglo Lambangsari, yang terdiri dari empat buah soko guru dan dua belas soko pananggap. Denah tersebut terdiri dari grid-grid simetris bangun segi empat yang berjumlah sembilan buah (lihat gambar di bawah). Segi empat bernomor 4 dan 6 dihilangkan sehingga tersisa tujuh buah segi empat. Segi empat bernomor 1 dan 3 digeser dari lima buah segi empat lainnya, sehingga tapak akhir bangunan menyerupai huruf "T" dengan dua buah segi empat yang mengapit di kedua sisinya. 



Bentuk/massa 3 dimensi bangunan kembali mengambil dari tampak joglo. Proses selanjutnya adalah memberi garis-garis grid. Garis tersebut gunanya untuk menciptakan jarak antar massa bangunan. Perbedaan warna menunjukkan jarak antar massa bangunan, warna abu-abu merupakan bangunan inti sedangkan warna merah merupakan bangunan pendukung (joglo).
Aksonometri massa bangunan dengan bangunan inti terdiri dari dua lantai, di kanan-kirinya terdapat joglo. Dua buah joglo ini sebagai penerapan konsep simetris pada keseluruhan massa bangunan seperti pada gambar di bawah ini:

Lokasinya yang berasa pada klaster desa wisata serta berada di tengah perkampungan msayarakat Jawa yang berprofesi sebagai pengrajin batik kayu, erat kaitannya dengan unsur budaya dan kebersamaan. Sehingga desain bangunan ini menjadi representasi tradisi budaya namun tetap mampu menjalankan fungsinya sebagai tempat untuk memperoleh informasi.
Bangunan utamanya berlantai dua. Fungsinya mewadahi informasi baik berupatulisan, benda maupun sarana audiovisual. Fasilitas lain berupa perpustakaan, kafeatria,  gerai cinderamata serta galeri pamer hasil kerajinan masyarakat setempat.

Dari proses-proses tersebut terciptalah desain sebagai berikut :


 
 
 
 
Untuk sistem peruangannya sebagai berikut:



Untuk jenis-jenis ruangannya sebagai berikut:



 

Contoh perspektif interior:



Thursday, May 12, 2011

A Chinese 65 year old woman performed Michael Jackson's Dance